Kementerian Agama (Kemenag) telah menyampaikan bahwa delapan jemaah haji dari Indonesia meninggal sampai dengan hari Sabtu tanggal 10 Mei 2025. Pihak pemerintahan tetap menjaga serta mencatat setiap gerakan semua calon jemaah tersebut.
Direktur Layanan Haji Dalam Negeri dari Kementerian Agama, M. Zein, mengonfirmasi bahwa semua hak jemaah yang meninggal dunia sudah terpenuhi.
“Untuk menangani para jamaah yang meninggal dunia, pihak berwenang menyediakan fasilitas perawatan mayat, penguburan, dan substitusi ibadah haji. Mereka juga mengonfirmasi bahwa kebutuhan mereka sepenuhnya tertuang dalam polis asuransi,” ungkap Zein ketika melakukan konferensi pers di Jakarta, seperti dilaporkan pada hari Minggu (11/5/2025).
Saat itu pula, rombongan umat mulai bermigrasi secara resmi dari Madinah menuju Mekkah. Rombongan tersebut melakukan perjalanan di cuaca sangat panas dengan suhu diperkirakan akan mencapai 41°C selama siang hari.
Kepala PPIH Bidang Kesehatan Daker Madinah, M. Imron, menyebut cuaca ekstrem ini sangat berat bagi jemaah lanjut usia, terutama yang memiliki penyakit penyerta. Dia mengimbau agar jemaah tidak memaksakan diri mengejar ibadah sunah.
“Sebaiknya prioritaskan kesehatan fisik Anda menuju masa puncak haji. Hindari kelelahan dengan tidak terlalu banyak menambah rangkaian ibadah,” katanya.
Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah telah memperkuat layanan dengan sistem deteksi dini dan kunjungan lapangan oleh dokter spesialis.
Fasilitas yang telah direncanakan mencakup area gawat darurat, tempat pengamatan, kamar perawatan jangka panjang untuk laki-laki dan perempuan, serta ruangan tersendiri bagi mereka yang mengalami gejala-gejala dari penyakit kehilangan ingatan ringan, misalnya demensia.
“Konsumsi air secukupnya tiap jam, pakai perlindungan diri seperti topi, kacamata hitam, masker, serta penyemprotan air. Jangan lupakan untuk beristirahat yang memadai,” pesan Imron.
Dia pun menegaskan pentingnya bagi jemaah untuk tidak berkeliaran di luar area yang ditentukan tanpa ada pengawasan, serta harus langsung memberi tahu petugas apabila mereka merasakan ketidaknyamanan dalam kesehatannya.
“Lagi-lagi, haji tidak boleh dijadikan perlombaan. Hal yang terpenting adalah menuntaskan ibadah tersebut dalam keadaan sehat dan selamat,” tandasnya.