Bangkitkan Semangat Perjuangan: Pemerintah Kolaborasi dengan Sejarawan untuk Menulis Ulang Sejarah 350 Tahun di Bawah Kekuasaan Belanda


Smibu News, JAKARTA – Sebagai upaya untuk membangkitkan spirit perjuangan bagi generasi bangsa, pemerintah sedang merumuskan kembali penyusunan sejarah Negara Indonesia.

Menulis kembali sejarah Indonesia agar menghilangkan kompleks kekurangan bangsa.

Demikianlah pernyataan dari Menteri Kebudayaan Fadli Zon.

Penulisan ulang sejarah Indonesia ini akan mengedepan sejarah perlawanan terhadap imperialisme dan kolonialisme.

Pada saat merombak sejarah Indonesia, Fadli Zon menyebut bahwa mereka berencana untuk mencantumkan partisipasi dari 100 orang pakar sejarah atau sejarawan.

Dia menyatakan bahwa dalam versi yang direvisi dari sejarah tersebut, upaya untuk menghapus masa kolonial selama 350 tahun akan dipertimbangkan.

“Iya, menurutku generasi kita ini menjadi generasi yang lebih kritis,” ungkap Fadli usai menghadiri acara Mata Locana Fest 2025 yang diselenggarakan oleh Tribun Network di Hotel Shangri-La, Jakarta pada hari Kamis, tanggal 8 Mei 2025.

Fadli kemudian mendorong semua penonton untuk mengevaluasi kembali alasan mengapa suatu negeri yang amat perkasa dapat dikuasai begitu lama oleh Belanda, meskipun Belanda bukanlah kekuatan utama di Benua Eropah waktu itu.

Menurut dia, tidak semua area di Indonesia langsung menyerah pada kekuatan imperialis Belanda; sebaliknya, resistansi pun muncul di berbagai tempat.

Fadli menjelaskan bahwa pada fakta sejarahnya, tak seluruh wilayah RI itu dijajah selama 350 tahun lamanya.

“Di manapun pasti akan terjadi pemberontakan melawan penjajah jadi menurutku bukan semua masa itu berlangsung selama 350 tahun. Justru beberapa orang menyebut bahwa Indonesia sesungguhnya tak pernah dikuasai karena negara ini telah disahkan pada tanggal 17 Agustus 1945,” ucapnya.

Ia mengatakan bahwa ketika Indonesia mencapai kemerdekaan, konflik yang berlangsung adalah peperangan pertahanan kemerdekaan, sebab pada waktu tersebut Belanda dan Sekutu kembali menyerang dan rakyat Indonesia bertempur guna memelihara kedaulatan mereka.

“Menurut saya, kita harus lihat lebih objektif. Bahwa dalam fakta-fakta sejarahnya banyak daerah yang tidak tunduk, yang bahkan melawan hingga akhir dan bahkan hanya beberapa tahun, bahkan ada yang tidak pernah dijajah sama sekali,” ujarnya.

Politisi Gerindra ini menegaskan sejarawan yang menggarap ini masih bekerja merumuskan sejarah RI.

“Iya, mereka (para sejarawan) masih dalam proses kerja. Saya pun belum mengetahui hal tersebut,” ucap Fadli.

Walau tanpa merujuk pada seorang penyair tertentu, Fadli menuturkan bahwa 100 pakar sejarah berasal dari institusi pendidikan yang berbeda-beda.

“Berbagai macam, ada kampus negeri dan juga kampusp swasta. Di antara semua itu, belasan atau mungkin puluhan institusi pendidikan,” ujarnya.

Ketika diminta memberikan komentar tentang pesan spesial dari Presiden Prabowo Subianto mengenai proyek tersebut, Fadli menyangkal adanya hal seperti itu.

Fadli mengatakan bahwa pemerintah menyerahkan semua urusan kepada para sejarawan.

“Ungkapan pendapat, menganalisis, dan mencatat. Namun, kami tak memulainya dari awal kosong, melainkan dari apa yang telah terbentuk. Mengacu pada sejarah nasional Indonesia yang disusun pada tahun 1984, serta posisi Indonesia dalam alur sejarah hingga tahun 2012. Tentunya ini menjadi dasar bagi kami,” ujarnya.

Apabila revisi tulisan ini disahkan, Fadli akan bekerja sama dengan bidang pendidikan sehingga konten tersebut dapat digunakan sebagai materi pengajaran.

“Iya, ini merupakan sejarah resmi kita. Sejarah formal kita,” katanya.

Fadli Zon juga pernah menyebutkan tentang penyampaian kembali sejarah Indonesia yang akan diperkenalkan pada Agustus 2025, tepatnya pada hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia.

Menurut dia, angka 80 cocok digunakan sebagai patokan karena dipandang sebagai angka baik.

“Kita harus syukuri 80 tahun ini kan 8 dasawarsa,” kata Fadli.

Sejak dulu Fadli ingat bagaimana Indonesia selalu dirayakan saat memasuki dasawarsa.

Fadli menginginkan agar tradisi tersebut terus berlanjut melalui momen penggarapan kembali sejarah Indonesia.

“Bila kita periksa sejak lama, hal tersebut senantiasa hadir, seperti Buku 10 Tahun Kemerdekaan Indonesia, 20 Tahun Kemerdekaan Indonesia, 30 tahun, 40 tahun, hingga 50 tahun dan beberapa waktu terakhir sedikit berkurang,” katanya.


Artikel ini sudah dipublikasikan di Tribunnews.com dengan berjudul
Pemerintah Menggandeng 100 Ahli Sejarah dalam Revisi Sejarah Indonesia, Apakah Ini Punya Makna Spesial Bagi Prabowo?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *