Efek Gadget atau Orang Tua? Ahli Ungkap Alasannya Tentang Anak dengan Frekuensi Tantrum Tinggi dan Keterlambatan Berbicara




Dalam era digital saat ini, fenomena anak yang mengalami keterlambatan bicara atau
speech delay
hingga tantrum yang semakin sering terjadi pun kerap ditemui.

Kecermatan diperlukan dalam mengawasi pertumbuhan si kecil, terlebih lagi soal gangguan berbicara yang sering kali dialami oleh anak-anak pada masa kini.

Banyak orangtua penasaran, apakah akar masalahnya disebabkan oleh pemakaian perangkat elektronik yang berlebihan atau pendekatan parenting yang tidak sesuai.

Pentingnya komunikasi dua arah dan interaksi langsung dengan orang tua ditekankan untuk perkembangan anak yang optimal.

Artikel ini akan membahas beberapa aspek penting terkait kesehatan fisik, mental, dan sosial anak serta pengaruhnya pada pilihan gaya berpakain mereka.

Menurut YouTube resmi FKKMK UGM (@FKKMKUGMOfficial), Prof. Meni menyatakan bahwa penundaan tersebut biasanya dipicu oleh kekurangan rangsangan dalam berinteraksi serta terlalu banyak penggunaan perangkat elektronik.

Kedua cara ini, yaitu komunikasi dua arah serta berinteraksi secara langsung dengan orangtua, sangat diutamakan bagi pertumbuhan anak agar bisa berkembang dengan baik.

“Keluhan utamanya adalah terlambat berbicara atau kesulitan dalam berkomunikasi. Bukan saja mengalami keterlambatan, tetapi juga masalah dalam berkomunikasi secara umum. Ada banyak penyebab di balik ini; sebagian besar kasus keterlambatan berbicara disebabkan oleh stimulus yang kurang intens atau malah kelebihan rangsangan,” ungkap Prof. dr. Mei Neni Sitaresmi, Sp.A(K), Ph.D.

Studi mengungkapkan bahwa pemakaian perangkat elektronik secara berlebihan oleh anak-anak bisa memiliki dampak merugikan terhadap pertumbuhan kemampuan berbicara mereka.

Anak-anak yang terkena dampak gadget melebihi dua jam sehari cenderung memiliki peluang tiga kali lebih besar untuk menghadapi masalah dalam kemampuan komunikasi daripada mereka yang tidak sering menggunakan gadget.

Ini terjadi karena kurangnya interaksi dua arah yang signifikan bagi pertumbuhan kemampuan berbahasa sang anak.

“Memanfaatkan waktu layar sejak dini dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan penundaan dalam kemampuan bicara, masalah perilaku, hingga kesulitan tidur. Selanjutnya, jika seseorang telah dewasa tanpa perubahan, bisa menghadapi tantangan dalam proses pembelajaran serta hal-hal lain,” jelas dokter yang juga merupakan ahli pertumbuhan dan perkembangan untuk anak-anak.

Di samping itu, pemakaian perangkat elektronik secara berlebihan bisa menimbulkan tindakan tantrum pada buah hati serta menyebabkan kesulitan dalam proses pembelajaran mereka.

Anak-anak yang biasanya memperoleh hiburan langsung melalui perangkat elektronik umumnya memiliki ketahanan terhadap kekecewaan yang rendah serta tantangan dalam mengendalikan perasaannya.

Tetapi, mengatribusikan semua masalah pada teknologi saja tidaklah adil. Cara pengasuhan oleh para orangtua memiliki peranan penting dalam pertumbuhan si anak.

Ketidakcukupan rangsangan lisan, kurangnya berinteraksi dengan orang lain, serta minimnya pengawasan dari pihak orangtua bisa memperparah situasi hambatan bicara dan sikap kemarahan yang muncul di masa kecil si anak.

Gaya pengasuhan yang terlalu menurut, di mana orangtua biasanya membolehkan anak-anaknya bermain dengan perangkat elektronik secara bebas, bisa menghalangi pertumbuhan keterampilan komunikasi serta interaksi sosial mereka.

Di sisi lain, pendekatan pengasuhan yang peka dan berinteraksi bisa mendukung perkembangan kemampuan komunikasi pada anak serta memperbaiki cara mereka menangani emosi.

Berikut adalah sejumlah tindakan yang bisa dilakukan oleh para orangtua untuk menyelesaikan permasalahan tersebut:

  1. Batasi penggunaan gadget pada anak, sesuai dengan anjuran dari American Academy of Pediatrics: hindari paparan layar sepenuhnya bagi bayi kurang dari 18 bulan, kecuali untuk komunikasi video.
  2. Naikkan tingkat komunikasi langsung dengan meluangkan waktu sehari-hari untuk bercakap-cakap, membacakan cerita, serta menyanyikan lagu-lagu bersama si kecil.
  3. Paparan sosial, dorong si kecil untuk berinteraksi dengan teman seusianya serta ikut dalam kegiatan bersama guna memperkuat kemampuan interpersonal mereka.
  4. Bila buah hati Anda mengalami hambatan dalam berkata-kata atau sering kali memiliki keledakan melewati batas normal, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga medis seperti dokter anak atau ahli terapi ucapan.

Dengan menggunakan metode yang sesuai dan pengawasan berkelanjutan dari orangtua, si kecil bisa menyelesaikan masalah telat bicara sambil memperkuat ketrampilan bersosialisasi dan menjaga keseimbangan emosi yang baik.

***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *