smibu news
– Kepala Kepolisian di Papua Tengah, Brigjen Pol Alfred Papare mengatakan bahwa mereka sedang melanjutkan investigasi serta mengejar ketiganya yang merupakan narapidana tersebut.
KKB
Yang melarikan diri dari Lapas Kelas II B Nabire, akan ditangani dengan cermat dan berdedikasi.
“Kami juga akan melakukan penindakan terhadap aksi penyerangan di dalam lapas saat tim Reskrim Polres Nabire melakukan olah TKP di dalam lapas pada Jumat, 9 Mei 2025,” kata jenderal bintang satu itu dalam siaran pers yang diterima Antara di Timika, Sabtu (10/5/2025).
Brigjen Papare mengatakan bahwa pihaknya telah menurunkan tambahan personel pengamanan di sekitar lapas dengan dukungan Brimob guna menghindari ketegangan lanjutan.
“Di sisi lain, baik polisis maupun tahanan yang luka sudah menerima perawatan medis,” katanya.
Tiga narapidana yang terafiliasi dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dilaporkan kabur dari Lapas Nabire pada Kamis dini hari, Kamis 8 Mei 2025.
“Perpindahan mereka menimbulkan tensi di dalam Lapas sampai akhirnya mengarah pada serangan terhadap petugas kepolisian yang sedang melakukan investigasi di lokasi kejadian,” ungkap mantan wakil kapolda Papua tersebut.
Ketiga
napi kabur
Disinyalir akibat kurangnya daya tahan sistem keamanan di Lapas, sebab ketika peristiwa itu terjadi, pos penjaga kosong tak memiliki satupun petugas.
Selain itu, dua dari tiga CCTV juga tidak berfungsi sementara pintu sel tidak dikunci. Setelah kejadian, petugas melakukan pencarian internal dan belum melaporkan secara resmi ke aparat keamanan.
“Tiga narapidana yang kabur teridentifikasi sebagai Irinus Telenggen atau sayur, Salam Telenggen atau Uras Telenggen, serta Yomison Murib atau biasa,” ungkap laki-laki yang lahir di Irian Jaya pada tanggal 6 April 1974 tersebut.
Ketiga
napi KKB
Mereka semua turut serta dalam upaya pembunuhan, memiliki senjata api, dan juga membunuh. Semua tiga ini adalah bagian dari kelompok KKB Puncak yang ternama karena kegiatan mereka menggunakan senjata.
Peristiwa kaburnya tahanan ini tercatat pada waktu sekitar pukul 00.42 WITA. Menurut data dari rekaman CCTV serta kesaksian orang-orang di tempat kejadian, para narapidana diyakini telah menggunakan anak tangga berbahan kayu dengan panjang kurang lebih 3,5 meter untuk mendaki tembok baja bertinggi enam belas kaki yang sudah dipersenjatai dengan benang logam Tajine.
Sebelumnya, mereka diberi kepercayaan oleh petugas untuk membantu dalam memasak air bagi para tahanan lain di Lapas tersebut, sehingga memberikan kesempatan kepada mereka untuk keluar dan berada di area terbuka.
(ant/jpnn)