Madura United Dapatkan Penalti Tak Biasa di Menit Terakhir, Pelatih Borneo FC Sindir Wasit dan Puji Kiper Timnas Indonesia


smibu newsPelatih Borneo FC, Joaquin Gomez mengeluhkan kinerja wasit dalam laga lawan Madura United pada lanjutan pekan ke-32 Liga 1 2024/2025.

Dalam pertandingan tersebut, Borneo FC berhasil meraih kemenangan yang menegangkan saat bertandang ke stadion Madura United.

Mereka perlu memperoleh keberhasilan dengan berusaha tanpa henti karena mendapatkan kartu merah.

Keberanian tim yang dikenal sebagai Pesut Etam nyaris pupus saat wasit Rio Permana Putra memberikan tendangan penalti kepada Madura United hanya beberapa detik sebelum pertandingan berakhir.

Rio Permana Putra menganggap bahwa Andi Irfan dijatuhkan oleh Terens Puhiri di dalam kotak terlarang.

Berdasarkan tayangan ulang, Terens Puhiri sebenarnya sudah menghentikan langkah kaki sebelum Andi Irfan jatuh.

Sayang sekali, sang wasit memilih untuk tidak bergerak atau mengkonsultasikan hal itu dengan VAR dan masih bersikeras memberikan tendangan pinalti bagi tim lawan.

Beruntung, upaya Lulinha berhasil dicegah oleh Nadeo Argawinata, dan wasit Rio Permana Putra segera menyelesaikan pertandingan tersebut.

Kegagalan kali ini menempatkan Madura United masih dalam zona bahaya terhadap degradasi, di sisi lain Borneo FC makin mendekati posisi empat besar pada tabel sementara.

Joaquin Gomez, pelatih Borneo FC, mengkritik penampilan wasit yang bertugas pada pertandingan sore hari itu.

Bahkan dirinya mengaku bahwa laga sore ini seharusnya tidak bisa digelar tanpa
water break
, karena panasnya suhu Bangkalan yang mencapai 32 derajat celcius pada pukul 15.30 WIB.

“Yah, menurut saya itu adalah penampilan yang sangat bagus dari tim kami. Sejak awal pertandingan, sangat jelas bahwa ada satu tim yang mencoba memenangkan pertandingan dan mencoba mengambil tanggung jawab serta bersikap proaktif,” ujar Joaquin Gomez usai laga.

“Anda tahu, itu adalah hal yang sangat sulit untuk diterima, tetapi kelas kami, para pemain kami menunjukkan ketahanan dan karakter tim ini untuk bangkit kembali meskipun menghadapi semua tantangan.”

“Saya harus mengatakan itu sejak awal dan sebelum pertandingan dimulai. Kami bermain pukul 3:30 sore. Cuacanya sangat panas.”

“Kami meminta orang-orang di stadion untuk menyiram lapangan, agar dapat memainkan pertandingan sepak bola yang normal. Itu tidak diizinkan.”

“Tidak ada waktu istirahat minum di antaranya. Maksud saya, kita berbicara tentang manusia yang bermain pada suhu 32° pada pukul setengah empat sore.”

Lalu, kamu tahu, aku benar-benar merasa penyesalan karena kejadian pasca-pertandingan, namun itu merupakan akibat langsung dari hal-hal yang terjadi selama pertandingan.

Saya tidak menyebutkan bahwa harus ada pemberian, namun minimal jangan mengambil apapun. Saya sadar bahwasanya sejumlah besar individu pada hari ini mungkin merasakan jika Madura bertindak dengan ambisi melebihi batasan dari usaha kami.

tidak, tidak. Kami bertujuan untuk masuk ke dalam empat besar, hal ini tentunya memiliki dampak signifikan pada perjalanan karier masing-masing individu serta di musim mendatang baik buat klub sepak bola maupun kotanya. Sementara itu, bila kita tak ditraktir sejajar dengan tim-tim lain, rasanya sungguh susah diterima.

“Maka, untuk kedua kalinya, hal-hal sebenarnya bukanlah sesuatu yang Anda harapkan melihat, tapi ini merupakan dampak dari permainan yang kurang diatur, khususnya oleh alat-alat dalam perlombaan,” tambahnya.

Pelatih berkebangsaan Spanyol itu pun mengapresiasi kemampuan kiper Tim Nasional Indonesia, Nadeo Argawinata, yang berhasil menepis tendangan penalti dari Lulinha.

Keahlian Nadeo Argawinata menjadi faktor utama kesuksesan tim kebanggaan Kota Samarinda itu.

Namun demikian, dia juga meragukan keputusan sang wasit yang memberikan tendangan penalti di luar masa perpanjangan waktu, yakni setelah tujuh menit dari waktunya.

Joaquin Gomez hanya meminta wasit untuk memperlakukan timnya lebih adil pada sore ini.

Iya, menurut pendapatku memang seperti itu. Simpanannya sungguh luar biasa. Saya jujur harus akui bahwa dia telah menyudahi kans tim lain sekitar lima sampai enam kali dalam pertandingan ini. Oleh karena itu, aku merasa gembira, sangat gembira untuk dirinya sendiri karena kontribusinya secara keseluruhan.

“Namun, dia harus menyelamatkan penalti yang diberikan pada perpanjangan waktu di detik terakhir pertandingan saat dia sudah melewati tambahan waktu.”

“Saya rasa tadi berlangsung berapa lama? Tujuh menit? Dan dia bertahan sampai menit ke-10. Dia jatuh seperti kami akan bermain sampai sesuatu terjadi.”

“Saya hanya meminta sedikit rasa hormat. Ya? Sedikit rasa hormat. Saya tidak mengatakan hal buruk tentang siapa pun. Saya tidak membuat sirkus seperti pelatih lain yang datang ke sini dengan iPad.”

“Tidak, tetapi hanya sedikit rasa hormat, karena kami adalah tim yang berjuang dan bekerja sangat keras setiap hari untuk mendapatkan hasil yang kami menangkan di lapangan. Dan yang kami minta hanyalah agar kami mendapatkan rasa hormat,” ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *