Makna Tradisi Paes Ageng Yogyakarta pada Pernikahan Luna Maya



smibu news


,


Jakarta




Luna Maya
Menikah dengan aktor Maxime Bouttier pada 7 Mei 2025. Sebagaimana dilaporkan dari sumber tersebut,


Cantika


Luna terlihat memesona mengenakan kebaya modern berwarna putih yang diciptakan oleh Eddy Betty. Di samping itu, penampilannya semakin menawan dengan sentuhan makeup halus pada bagian mata dan bibir. Sementara untuk gaya rambutnya, Luna memilih sanggul besar ala pernikahan Jawa yang ditemani dengan penerapan paes ageng dari Yogyakarta.


Pengertian Paes Ageng Yogyakarta


Paes adalah seorang penata rias untuk bagian dahi sampai rambut pada pengantin. Di wilayah Yogyakarta, nama asli dari penata rias pengantin Keraton Yogyakarta disebut Paes.
Paes Ageng
Dan Paes Ageng Jangan Ditiru. Sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh orang bertanggung jawab atas bidang riasan dan tradisi dari Tienuk Riefki Management, yaitu Suyono, gaya paes telah ada sejak zaman Sultan Hamengkubuwono II. Anak-anak sultan menggunakan model tata rias pengantin paes ageng ketika mereka berada di istana.


Dahulu, paes ageng
Yogyakarta
Orang yang berasal dari tradisi Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat sebaiknya tidak dipergunakan oleh publik secara luas, tetapi dalam perkembangannya, masyarakat diizinkan untuk mengimplementasikan gaya paes ageng sehingga dapat terus bertahan lama.


“Awalnya dari keraton dan tak boleh keluar keraton (dilarang dikembangkan untuk masyarakat umum),” kata Suyono kepada


Tempo


Selama penyelenggaraan workshop bersama pameran arsip dan memorabilia Tienuk Riefki di Pendopo Royal Ambarrukmo Yogyakarta, pada hari Kamis, tanggal 31 Maret 2022.


Arti dan Simbol Filosofis dari Paes Ageng di Yogyakarta


Dikutip dari artikel jurnal yang berjudul ”
Kepentingan Simbolik dari Paes Ageng pada Era Hamengkubuwono IX tahun 1940-1988
Oleh Sri Rahayu, gaya penataan makeup Paes Ageng Yogyakarta didasarkan pada aspek spiritual, mencakup bentuk, warna, serta metode aplikasinya. Penyusunan makeup Paes Ageng Yogyakarta ini membawa arti filsafat tinggi dan menyimpan pesan etika dalam kehidupan sehari-hari. Simbolisme itu berkaitan erat antara lingkungan istana dan dunia luar masyarakatnya. Di sini adalah pemahaman filsufis tentang tiap elemen dari penyusunan makeup Paes Ageng Yogyakarta.


  1. Penunggul


Salah satu unsur paes adalah penunggul. Penunggul dalam keraton mengandung simbol terhadap sesuatu yang paling tinggi, paling besar, dan paling baik. Makna tersebut mengandung harapan agar kedua pasangan dapat menjadi manusia yang sempurna dan mendapat derajat yang tinggi. Sementara dalam masyarakat, penunggul berasal dari kata “unggul” yang berarti paling utama, yang berarti ada kekuatan besar di dalam dunia, yaitu Tuhan Yang Maha Esa.


  1. Pengapit


Di keraton, pengapit melambangkan keseimbangan hidup dengan peran kanan dan kirinya. Pengawal di sebelah kanan bertugas memberikan nasihat kesetiaan dan seringkali mengingatkan secara internal agar tetap kokoh dalam keyakinan. Di sisi lain, pengawal dari arah kiri cenderung berpengaruh negatif. Agar mencapai kedewaan, diperlukanlah keseimbangan alami ini. Sedangkan menurut pandangan masyarakat, pengapit juga merepresentasikan harmonisasi alam semesta. Dalam pilar kepercayaan orang Jawa ada ungkapan “Kakang kawah Adik Ari-ari” yaitu sebagai pelindungi diri sendiri.


  1. Penitis


Gaya makeup khas Paes Ageng Yogyakarta menggunakan hiasan berbentuk ujung dedaunan sirih, namun ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan penunggul yang melambangkan gunung atau meru. Simbol Meru ini mewakili kebijaksanaan hidup dan memiliki makna bahwa harapan pasangan pengantin harus dipenuhi oleh kesuksesan demi mencapai sasaran yang benar. Sebagai lambang pemikiran yang hati-hati, hiasan tersebut ditempatkan pada jidat.


  1. Godeg


Godeg menjadi lambang mengenai asal-usul manusia versi sang pencipta, yakni tempat mereka datang dan tujuan akhir perjalanan hidup. Ujung pisau melengkung ke bawah pada godeg mencirikan titik awal serta akhir kemanusiaan; maknanya semakin jelas jika diketahui bahwa harapan adalah agar manusia bisa pulang secara utuh ke pangkal usianya, meski syaratnya ialah berbalik meninggalkan urusan duniawi. Namun demikian, dalam konteks sosial, godeg merujuk kepada pengingat penting tentang kesadaran individu untuk mengerti bahwa semua orang nantinya akan kembali ke mulainya.


Pito Agustin Rudiana


bersumbang dalam penyusunan artikel ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *