Di era digital ini, sangat sulit bagi kita untuk bertahan lebih dari beberapa menit tanpa menyentuh atau melihat layar ponsel. Entah itu saat sedang mengobrol, atau bahkan hanya beberapa detik setelah mengecek jam, tangan kita bisa refleks mengetuk layar beranda. Pernahkah kamu melakukannya dan kemudian bertanya-tanya, “Lho, kenapa aku buka ponsel barusan?”
Permasalahannya ialah sekarang ini banyak orang tak lagi memakai telepon genggam karena diperlukannya akan peralatan tersebut, melainkan lebih disebabkan oleh tekanan impuls bawah kesadaran. Menurut artikel di DMNews hari Jumat (9/04), berikut ini merupakan beberapa penyebab psikologis yang mampu menjelaskan kenapa kita sering kali memeriksa handphone meski tanpa adanya notifikasi apapun.
1. Pikiran kita secara alamiah menghendaki sesuatu yang baru
Dari sudut pandangan biologi, otak kita sebenarnya diciptakan untuk terus mengejar sesuatu yang belum pernah ditemui sebelumnya. Ketika ada potensi adanya data atau pengetahuan baru,
chat,
update
Media sosial, atau pemberitahuan yang muncul secara instan mengirimkan sinyal ke otak agar kita segera membuka dan memeriksanya. Hal ini terjadi lantaran sesuatu yang baru dapat meningkatkan mekanisme reward dalam pikiran manusia sehingga menciptakan rasa bahagia pada diri kita.
2
. Rasa Takut Ketinggalan (FOMO) Masih Menghantui
FOMO atau
Fear of Missing Out
ialah dorongan besar yang menyebabkan rasa cemas bila tak ambil bagian dalam hal-hal yang tengah berlangsung. Ketika melihat komunitas
chat
Yang sedang aktif atau posting-an dari teman-temanmu di media sosial, kita kerap kali bertanya pada diri sendiri, “Apa saja sih yang baru-baru ini terlewatkan olehku?”
Untuk mengatasi ketidaknyamanan ini, kami memeriksa ponsel. Akan tetapi, semakin sering kami melakukannya, semakin kami merasa ketinggalan zaman. Ini membuat siklus rasa takut ketinggalan selalu berlanjut tanpa henti.
3. Lingkaran Kebiasaan yang Tak Mudah Diturunkan
Seringkali kita tak menyadari bahwa tindakan sepele seperti memeriksa ponsel adalah hasil dari rangkaian kebiasaan. Ada sinyal awal (seperti rasa bosan) yang kemudian mengarah pada perilaku tertentu (memegang ponsel), diakhiri dengan imbalan (dopamin yang dipicu oleh informasi atau konten yang menyenangkan). Proses ini berlangsung secara berkelanjutan sampai akhirnya menjadi suatu kegiatan otomatis tanpa perlu usaha sadar lagi.
4. Dopamin, Zat Kimia yang Membuat Kita Ketagihan
Dopamin merupakan zat kimia dalam otak yang menciptakan perasaan bahagia ketika kita memperoleh sesuatu yang disukai, seperti adanya pemberitahuan baru, pesan menarik, atau video komikal. Selayaknya ditegaskan oleh Greg McKeown, bila Anda tak mengendalikan kehidupan Anda sendiri, maka orang lain (bahkan teknologi) bakal melakukan itu untuk Anda.
Meski notifikasi telah dinonaktifkan, pikiran kita masih sering menggambarkan bunyi “ding” tersebut dan tanpa disadari mendorong kita untuk mengecek telepon genggam. Kecenderungan ini begitu kuat karena terkait erat dengan respon kimiawi di dalam otak.
5. Memeriksa Ponsel Sebagai Alternatif Mengurangi Stres (Namun Sementara)
Ketika menghadapi ketegangan atau kecanggungan, seperti saat berada dalam pertemuan penting atau di lingkungan sosial yang membingungkan, sekilas melihat ponsel dapat memberikan efek menenangkan sesaat.
Meski demikian, penelitian menyatakan bahwa membatasi penggunaan telepon genggam dapat dengan efektif mengurangi tingkat stres hingga jangka waktu lama. Oleh karena itu, walaupun perangkat ini menjadi cara untuk melarikan diri secara instan, hal tersebut mungkin malah meningkatkan rasa cemas kita seiring berjalannya waktu.
6. Kami Merupakan Hewan Sosial
Pada dasarnya, manusia memiliki kebutuhan untuk merasa terhubung. Ponsel adalah jembatan utama ke dunia sosial kita melalui chat, media sosial, hingga panggilan video.
Walaupun tak ada hal baru, cukup dengan membuka telepon genggam sering kali memberikan perasaan hangat seolah-olah sedang mengatakan, “Saya tetap menjadi bagian dari kehidupan di luar sana.” Bahkan sesudah pulang dari daerah tanpa sinyal, dorongan untuk selalu memeriksa ponsel pun tidak langsung lenyap begitu saja.
7. Aplikasi Ini Dibuat untuk Membuat kita Ketagihan
Aplikasi dibuat dengan sengaja untuk membuat kita tetap terlibat. Contohnya fitur seperti
scroll
tidak terbatas, pemberitahuan mengundang, serta tombol
like
Dengan animasi yang menghibur memang dirancang agar kita tidak ingin berpindah.
Oleh sebab itu, jika Anda merasa kesulitan untuk lepas dari layar tersebut, bukan berarti Anda kurang disiplin, melainkan karena Anda tengah menghadapi taktik psikologi yang rumit dan sistematis.
8. Telepon Genggam Sebagai Bagian dari Jati Diri Kami
Untuk sebagian besar orang, telepon genggam kini lebih dari sekedar sarana berkomunikasi; ini telah menjadi bagian integral dari identitas mereka. Dalam perangkat tersebut tertanam segudang kenangan, agenda harian, serta notifikasi yang mencerminkan siapa kita di ranah digital. Inilah alasannya ketika kita selalu memeriksa ponsel, mirip seperti saat kita menggunakan cermin atau menyegarkan penampilan untuk memverifikasi bahwa semuanya tetap sesuai dengan apa adanya.
Mengecek ponsel tanpa henti tak hanya menjadi elemen dalam kehidupan sehari-hari kita saat ini, tetapi juga akibat dari beberapa proses mental yang bekerja sama dengan peralatan berteknologi tinggi tersebut. (*)