Bahlil: Ekspor Batubara Indonesia ke India Tetap Aman dan Stabil

.CO.ID, JAKARTA — Salah satu negara tujuan ekspor batubara Indonesia adalah India. Badan Pusat Statistik mencatat sepanjang 2015-2014 volume ekspor bataubara Indonesia ke negara tersebut mencapai 104,58 juta ton per tahun.

Rata-rata nilai kira-kira 5,44 miliar dolar AS tiap tahunnya. Sekarang India tengah menghadapi tantangan besar. Negeri yang pernah diduduki Inggris tersebut saat ini memiliki sengketa dengan Pakistan.

Apakah kondisi tersebut memiliki dampak pada bisnis batu bara antara India dan Indonesia? Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, hingga saat ini semuanya tetap stabil.

“Salah satu sasaran utama ekspor batubara kami memang ke India. Hingga saat ini, tidak terlihat adanya perkembangan apapun. Semoga saja ada perubahan,” ujar Bahlil dalam kantor miliknya di Jakarta pada Jumat (9/5/2025).

Dia menjelaskan bahwa India adalah negara besar dengan wilayah luas. Menurut dia, dapat saja terjadi perselisihan di daerah yang bukan merupakan destinasi utama pengiriman batu bara dari Indonesia.

“Tujuan ekspor batubara kita yang terbesar, salah satu diantaranya adalah India,” ujar Bahlil.

Sektor sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir pun dimintai pendapat tentang masalah yang sama. Erick menyimak laporan-laporan yang beredar. Terdapat tensi antar dua negara tetangganya itu.

Menurut Menteri BUMN, ini jelas situasi yang kurang positif. Ia berharap eskalasinya tidak meningkat. Sehingga dampaknya tak melebar.

“Apabila hal tak terduga terjadi, bisa jadi dampaknya akan mencakup perdagangan, khususnya untuk produk kelapa sawit dan batubara, sebab salah satu mitra dagang utama kami adalah India,” kata Erick.

Pada berita.co.id beberapa waktu yang lalu, disebut bahwa baik India maupun Pakistan sudah memperkuat kapabilitas militernya dengan signifikan sejak pertemuan antara keduanya di tahun 2019. Mantan perwira serta ahli militer mengatakan hal ini dapat menyebabkan peningkatan potensi eskalasi meski hanya dalam skenario konflik terbatas.

Negara-negara tetangga tersebut sudah mengalami perang tiga kali – yaitu pada tahun 1948, 1965, dan 1971 – serta sering bersitegang sejak mendapatkan kemerdekaannya masing-masing. Kebanyakan dari insiden-insiden itu terjadi di daerah Kashmir yang kedua negara klaim menjadi miliknya. Setelah Pakistan-India berhasil memiliki persenjataan nuklir pada dekade ’90-an, Kashmir dipandang sebagai salah satu area sengketa dengan risiko tinggi di planet kita.

Penjemputan batubara yang akan diangkut oleh kapal ke berbagai negara. – (Antara)

Jumlah ekspor

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor batu bara di Sumatera Selatan (Sumsel) mencapai 207,63 juta dolar AS pada Maret 2025.

Kepala BPS Sumsel Moh Wahyu Yulianto di Palembang, Senin, mengatakan nilai ekspor Sumsel mencapai 547,77 juta dolar AS pada periode Maret 2025 atau turun 10,91 persen jika dibandingkan dengan periode Februari 2025 senilai 616,20 juta dolar AS.

Penurunannya dikarenakan produksi barang-barang seperti buah-buahan musiman, batubara, serta CPO atau minyak kelapa sawit murni.

“Dilaporkan bahwa nilai ekspor batu bara mencapai 207,63 juta dolar AS dan mengalami penurunan sebesar 22,94% bila dibandingkan dengan periode Januari 2025,” ungkapnya.

Gambar udara kondisi Jembatan Mahakam di Samarinda, Kalimantan Timur, pada hari Kamis tanggal 20 Februari 2025. Setelah tabrakan dengan tiang ketiganya akibat dilewati kapal tongkang bernama Indosukses 28 yang mengangkut kayu sengon pada Minggu (16/2), baik Pemerintah Provinsi maupun Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kalimantan Timur telah bersikap serupa dalam menganjurkan penutupan sementara lalu lintas di atas jembatan tersebut. -(ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Beberapa kapal pengangkut batubara sedang melaksanakan operasi lego jangkar di Sungai Mahakam, dekat Samarinda, Kalimantan Timur, pada hari Selasa tanggal 18 Februari 2025. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), total nilai ekspor Indonesia untuk bulan Januari tahun 2025 adalah sekitar 21,45 miliar dolar AS, mengalami penurunan sebesar 8,56% jika dibandingkan dengan periode Desember 2024. Penurunan ini utamanya dipengaruhi oleh rendahnya nilai ekspor barang selain migas seperti bahan bakar mineral, produk-produk lemak dan minyak hewani serta tumbuhan, serta beberapa jenis biji-bijian logam termasuk serpih besi dan abu-abu. -(ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Berdasarkan data dari BPS Sumsel, proporsi ekspor batubara berkelas lignit tetap didominasi oleh penjualan ke Tiongkok yang bernilai 163,83 juta dolar AS. Di samping itu, terdapat juga eksportasi batubara ke India sebesar 87,57 juta dolar AS serta pengiriman batubara ke Vietnam senilai 58,93 juta dolar AS.

Pada saat yang sama, Kepala Bidang Teknik dan Penerimaan Minerba di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sumatera Selatan, Armaya Sentani, menyebutkan bahwa capaian produksi batubara untuk kuartal pertama tahun 2025 diperkirakan sebesar 17,12 juta ton. Di sisi lain, jumlah produksi batubara dalam kuartal pertama tahun 2024 tercatat sebanyak 19,82 jute ton.

“Produksi sementara batubara di Sumatera Selatan dari Januari hingga Maret mencapai 17,12 juta ton. Namun, data tersebut belum lengkap, sehingga tidak dapat disebut sebagai penurunan,” ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *